LOGO

LOGO

AGUNG PODOMORO GROUP

Minggu, 27 Juni 2010

Terapi Pengobatan Penyakit Stroke

Penyakit Stroke

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak (PDO) yang dibagi dalam stroke iskemik (tersumbat) dan stroke hemorhagik (berdarah). Stroke iskemik menyebabkan suatu infark (jaringan mati karena tidak mendapat darah) lebih kurang 80%, sedangkan stroke hemorhagik menyebabkan suatu apopleksia (jaringan mati karena kebanjiran darah) lebih kurang 20%. Gejalanya ialah kelumpuhan setengah badan, sukar bicara, penurunan daya tangkap dan daya ingat, penurunan orientasi tempat dan waktu, perubahan kepribadian dan beberapa gangguan saraf lain tergantung dari lokasi dan beratnya kerusakan.

Stroke atau gangguan peredaran darah otak biasanya terjadi pada penderita yang telah lama misalnya puluhan tahun menderita penyakit hipertensi, diabetes, penyakit jantung atau faktor risiko lain, sehingga penderita biasanya tergolong orang lanjut usia. Dalam jangka waktu yang panjang ini, penderita mempunyai cukup banyak peluang untuk berobat, agar dapat menghindar malapetaka.
Bila ditinjau secara saksama maka kunci penyakit terletak pada komposisi dan kekentalan darah serta cara hidup penderita sehari-hari, yang merusak sel endotel pembuluh darah. Sel endotel adalah sel-sel yang membentuk lapisan dalam pembuluh darah. Pola makanan yang sehat dan alami disertai olah-raga, senam teratur dan hidup yang tenang dapat mengubah bahkan memulihkan penyakit stroke.
Walaupun kebanyakan penderita stroke adalah orang berumur (lebih dari 50 tahun) namun orang muda pun dapat diserang. Sebabnya ialah kekurangan vitamin, gizi dan pelbagai jenis infeksi. Penelitian menunjukkan antara lain bahwa kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat merusak sel endotel pembuluh darah lewat zat homocystein (Hcy) yang berlebihan, begitupun beberapa penyakit lain seperti antiphospholipid sindrom (APS) dan anticardiolipin antibody (ACA). Kekurangan antibody di sini menyebabkan darah mengental, yang antara lain berhubungan dengan faktor endogen atau keturunan.

Penyakit radang tenggorok atau faringitis dan influensa pun dapat merusak katup-katup jantung yang dikemudian hari dapat menyebabkan stroke dan sebagainya.
Sel endotel merupakan lapisan sel pembatas dinding pembuluh darah dan darah. Perlu diketahui bahwa lapisan pembatas sel endotel ini sangat vital, karena kegiatan dan dinamiknya yang terus-menerus mengatur keseimbangan komposisi darah dan kondisi dinding pembuluh darah. Dalam keadaan sehat lapisan pembatas sel endotel tertutup rapat sehingga darah dan cairan hanya mengalir di dalam pembuluh darah.
Selain merupakan lapisan pembatas dinding pembuluh darah, sel endotel juga berfungsi mengeluarkan pelbagai zat pengencer darah seperti nitric oxida, prostacyclin, plasminogen antigen inhibitor dan beberapa zat lain, agar peredaran darah tetap lancar dan tidak membeku.

Keadaan sakit secara umum bahkan cedera setempat pun akan mengubah sifat lapisan sel-sel endotel, dengan cara melonggarkan dan melepaskan diri satu sama lain sehingga cairan darah berupa serum dapat keluar dinding pembuluh darah dan terjadilah sembab atau pembengkakan. Keadaan ini biasanya reversible, yaitu dapat berubah kembali seperti keadaan semula dan cepatnya proses pemulihan tergantung pada kesehatan penderita.
Demikian sifat dan kondisi sel endotel tergantung pada kesehatan dan perawatan sehari-hari. Makanan gurih dengan MSG (mono sodium glutamat), kurang sayur-mayur dan buah-buahan, rokok, obat-obatan yang berlebihan, minuman keras dan seterusnya, merupakan racun atau polusi bagi badan dan akan meningkatkan zat oksidan, yaitu zat metabolik badan dengan akibat kerusakan sel endotel dan gen-kromosom keturunan.

Mutasi atau perkembangan penyakit-penyakit baru dapat terjadi secara demikian. Lingkungan hidup sangat menentukan, hawa udara bersih dan segar tanpa polusi, tempat tinggal layak dengan persediaan air bersih yang cukup dan bebas kuman, serta suasana yang tenang dan tenteram adalah keharusan yang mutlak. Dengan perkataan lain penyakit stroke atau gangguan peredaran darah otak pada umumnya terjadi karena cara hidup yang salah dan kurang perhitungan yang cermat, yang biasanya hanya terjadi pada manusia.

Tindakan umum bagi gangguan peredaran darah otak yang perlu diperhatikan ialah :
1. Pencegahan stres lewat hidup yang sehat.
2. Segera ke rumah sakit bila ada tanda-tanda stroke, supaya pencegahan kerusakan otak dapat dibatasi secara dini.
3. Di rumah sakit diusahakan supaya peredaran darah otak segera pulih kembali melalui infus obat, dan mencegah kerusakan/kematian sel neuron otak yang vital.

Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 - 40 tahun). Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat.


Penyebab stroke

Penyebab stroke atau faktor risiko utama adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes mellitus) dan penyakit jantung. Sedangkan umur, berat badan (obesitas), kolesterol dan stres merupakan faktor risiko sekunder. Ini berarti bahwa penderita
dengan penyakit hipertensi, diabetes mellitus (DM) atau penyakit jantung harus sangat waspada, apalagi bila ia menderita ketiga penyakit tersebut sekaligus.

Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 - 40 tahun). Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Pada kasus stroke usia remaja, faktor genetika (keturunan) merupakan penyebab utama terjadinya stroke. Sering ditemui kasus stroke yang disebabkan oleh pembuluh darah yang rapuh dan mudah pecah, atau kelainan sistem darah seperti penyakit hemofilia dan thalassemia yang diturunkan oleh orang tua penderita. Sedangkan jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes (penyakit kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit jantung, kemungkinan terkena stroke menjadi lebih besar pada anggota keluarga lainnya.

Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan dengan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi. Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan cepat saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan malas berolah raga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, serta stress yang berkepanjangan. Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan karena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi).

Gejala terjadinya serangan stroke

Gejala awal stroke umumnya pusing, kepala serasa berputar (seperti penyakit vertigo), kemudian disusul dengan gangguan berbicara dan menggerakkan otot mulut. Gejala lainnya adalah tergangguanya sensor perasa (tidak bisa merasakan apapun , seperti dicubit atau ditusuk jarum) dan tubuh terasa lumpuh sebelah, serta tidak adanya gerakan refleks. Sering juga terjadi buta mendadak atau kaburnya pandangan (karena suplai darah dan oksigen ke mata berkurang drastis), terganggunya sistem rasa di mulut dan otot-otot mulut (sehingga sering dijumpai wajah penderita menjadi mencong), lumpuhnya otot-otot tubuh yang lain, dan terganggunya sistem memory dan emosi. Sering dijumpai penderita tidak dapat menghentikan
tangisnya karena lumpuhnya kontrol otak pada sistem emosinya. Hal itu membuat penderita stroke berlaku seperti penderita penyakit kejiwaan, padahal bukan. Hal-hal seperti ini yang perlu dimengerti oleh keluarga penderita.

Ministroke, isyarat stroke

Tak banyak yang tahu tentang mini stroke, padahal sebetulnya sebelum stroke terjadi, tubuh telah memberikan isyarat berupa mini stroke. Mini stroke atau yang disebut juga Transient Ischemic Attacks (TIA) memberikan tanda-tanda yang sama pada saat terjadinya ishemic stroke. Hanya saja penyumbatan (blood clot) tidak berlangsung lama dan hilang begitu saja. Sesudah itu mekanisme tubuh kembali normal. TIA terjadi biasanya sekitar kurang lebih 5 menit dan tidak menyebabkan kerusakan otak secara permanen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang yang pernah mengalami stroke sepertiganya telah mengalami pendahuluan berupa ministroke dalam kurun waktu 7 hari sebelum serangan terjadi. Namun sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa itu mini stroke. Oleh karena itu, jika Anda merasakan salah satu atau lebih gejala di bawah ini, segeralah ke dokter untuk mendapat perawatan:

- Mati rasa atau merasa lemass di bagian muka, lengan atua kaki secara mendadak, terutam adi satu sisi tubuh saja.
- Kesulitan untuk berbicaram mengerti atau bingung secara tiba-tiba.
- Kesulitan untuk melihat dengan satu atau dua mata secara mendadak.
- Kesulitan berjalan, pusing atau hilangnya keseimbangan/koordinasi tubuh secara mendadak.
- Pusing yang timbul secara mendadak tanpa penyebab yang jelas.

Proses penyembuhan
Ada 2 proses penyembuhan utama yang harus dijalani penderita.

Pertama adalah penyembuhan dengan obat-obatan di rumah sakit. Kontrol yang ketat harus dilakukan untuk menjaga agar kadar kolesterol jahat dapat diturunkan dan tidak bertambah naik. Selain itu, penderita juga dilarang makan makanan yang dapat memicu terjadinya serangan stroke seperti junk food dan garam (dapat memicu hipertensi).

Kedua adalah fisiotherapy, yaitu latihan otot-otot untuk mengembalikan fungsi otot dan fungsi komunikasi agar mendekati kondisi semula. Fisiotherapi dilakukan bersama instruktur fisiotherapi, dan pasien harus taat pada latihan yang dilakukan. Jika fisiotherapi ini tidak dijalani dengan sungguh-sungguh, maka dapat terjadi kelumpuhan permanen pada anggota tubuh yang pernah mengalami kelumpuhan.

Kesembuhan pada penderita stroke sangat bervariasi. Ada yang bisa sembuh sempurna (100 %), ada pula yang cuma 50 % saja. Kesembuhan ini tergantung dari parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi tubuh penderita, ketaatan penderita dalam menjalani proses penyembuhan, ketekunan dan semangat penderita untuk sembuh, serta dukungan dan pengertian dari seluruh anggota keluarga penderita. Seringkali ditemui bahwa penderita stroke dapat pulih kembali, tetapi menderita depresi hebat karena keluarga mereka tidak mau mengerti dan merasa sangat terganggu dengan penyakit yang dideritanya (seperti sikap tidak menerima keadaan penderita, perlakuan kasar karena harus membersihkan kotoran penderita, menyerahkan penderita kepada suster yang juga memperlakukan penderita dengan kasar, dan sebagainya). Hal ini yang harus dihindarkan jika ada anggota keluarga yang menderita serangan stroke.

Sebagai salah satu penyebab kematian terbanyak, penyakit stroke hanya diidentikkan dengan kelumpuhan anggota gerak yang menyerang secara tiba-tiba serta terjadinya penurunan kesadaran.Justru gejala tersamar dari stroke kurang diwaspadai, seperti gangguan bahasa, gangguan memori, gangguan emosi, gangguan perilaku, dan demensia (pikun). Padahal, deteksi dini terhadap gejala stroke merupakan hal yang utama, sebab sampai saat ini belum semua pelayanan kesehatan memiliki alat mutakhir yang mampu mendeteksi stroke.

Sepertiga penderita meninggal saat serangan awal (fase akut), sepertiga lagi mengalami stroke berulang, dan dari 50 persen yang selamat akan mengalami kecacatan. Dari satu juta populasi, dilaporkan sekitar 2.400 orang menderita stroke dan sekitar 1.800 orang akan kambuh kembali.
Di Indonesia, data yang valid tentang prevalensi penderita stroke memang belum ada. Namun sebagai contoh saja, di bangsal saraf RSU Dr Kariadi, setiap bulannya menerima pasien stroke antara 40-60 orang. Sedangkan di RS Elizabeth, tahun 2001 terdapat 152 penderita stroke, dan pada tahun 2002 menjadi 339 penderita stroke.


Pola modern
Peningkatan angka penderita stroke ini disebabkan pola hidup modern yang tidak seimbang. Kurang berolahraga, namun pola makan tidak sehat dan sarat dengan makanan junk food. Bahkan, stroke tak lagi cuma menyerang mereka yang berumur 40 tahun ke atas, tetapi remaja dan anak-anak pun tak luput dari serangan penyakit ini."Jika salah satu dari keluarga kita terkena stroke, bawalah segera ke dokter. Penanganan yang cepat tidak boleh lebih dari 6 hingga 12 jam. Bahkan, di luar negeri penanganan tidak boleh lebih dari tiga jam. Jika serangan stroke tidak segera diatasi, akan terjadi dampak bagi kesembuhan sang penderita," jelas Dodik
Martinus menjelaskan, stroke dapat dibagi dua bagian, yaitu stroke perdarahan dan stroke sumbatan. Sekitar 80 persen penderita mengalami stroke sumbatan dan hanya sedikit penderita yang mengalami stroke perdarahan. Keduanya memiliki kelemahan, yaitu stroke perdarahan pada tahap akut dapat mengakibatkan angka kematian (mortalitas) yang tinggi.
Sedangkan stroke sumbatan, yang sulit ditangani adalah gejala sisanya. Stroke sumbatan mengakibatkan banyak sel otak yang mati.


Kurma dan Penyakit Stroke

Namun selain itu ternyata cukup banyak aspek positif lain dari unsur-unsur penyusun makanan yang satu ini. Beberapa penelitian terbaru ternyata membuktikan manfaatnya untuk mencegah stroke, penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah yang cukup sering menyebabkan akibat fatal bagi para penderitanya.

Unsur-Unsur Penyusun Kurma

Tak seperti buah-buahan kebanyakan yang merupakan sumber utama bagi kebutuhan vitamin dan mineral dengan kandungan energi atau kalori yang rendah, kurma memang dikenal sangat bermanfaat disantap di saat berbuka karena kandungan karbohidratnya yang tinggi sehingga dapat menyediakan energi yang cukup.

Sebagian kandungan gulanya terdiri atas gula glukosa, fruktosa dan sukrosa pada sebagian varietas kurma tertentu, dan meski mengandung zat gula sebesar 70% zat-zat gula tadi sudah diolah secara alami dan tidak berbahaya bagi kesehatan, misalnya fruktosa yang mudah dicerna dan dibakar oleh tubuh. Gula yang terkandung dalam kurma juga rata-rata baru terserap habis dalam tempo 45-60 menit, bandingkan dengan segelas air mengandung glukosa yang diserap tubuh hanya dalam waktu 20-30 menit, dan ini juga yang menjadi alasan mengapa kurma bermanfaat dalam menu berbuka atau terutama sahur karena bisa menahan rasa lapar yang muncul di saat berpuasa.

Kandungan vitaminnya sendiri terdiri dari vitamin A sebesar 50 IU setiap 100 gr kurma kering, thiamin 0,09 mg, dan riboflavin 0,10 mg serta niasin sekitar 2,20 mg.Vitamin A dan niasin memiliki fungsi penting dalam membentuk dan memelihara kulit, sementara bersama riboflavin, niasin akan membantu melepaskan energi dari makanan, dan thiamin berfungsi melepaskan energi dari karbohidrat serta baik bagi sel-sel saraf dan fungsi jantung. Mineral yang terkandung dalam kurma juga sangat diperlukan bagi tubuh seperti zat besi, magnesium, kalsium dan kalium.

Kalium inilah yang terkait dalam penelitian kurma dalam mencegah penyakit stroke. Selain itu, kurma juga mengandung asam nikotinat, serat untuk melunakkan usus dan mengaktifkannya sehingga mempermudah proses pembuangan, dan juga hormon yang dikenal sebagai potuchsin, yang khusus bekerja mencegah perdarahan rahim karena efek menciutkan pembuluh darah yang disebabkannya, serta salisilat yang membuat kurma menyerupai fungsi aspirin, obat berbahan baku zat yang sama.

Terhadap pencegahan stroke, zat ini juga cukup berperan karena bersifat mencegah pembekuan darah, mengatasi peradangan/inflamasi dan menghilangkan nyeri, serta ikut mempengaruhi kelenjar prostat yang menghasilkan kelompok asam lemak hidroksida dalam merangsang kontraksi otot serta menurunkan tekanan darah tinggi.

Kandungan Kalium Dan Pencegahan Stroke

Kalium yang banyak terkandung dalam kurma sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah karena kalium berfungsi untuk menstabilkan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot-ototnya sekaligus mengatur tekanan darah. Beberapa penelitian sudah berhasil membuktikan manfaat kandungan kalium dalam menurunkan resiko serangan stroke ini, antara lain yang pernah dilakukan di California Utara, AS, yang meneliti pola makanan 859 responden di atas usia 50 tahun.

Hasilnya, ternyata perbedaan kecil konsentrasi kalium pada pola makanan dapat menurunkan usia resiko terkena stroke hingga 12 tahun kemudian. Penelitian lain juga sebelumnya menyatakan bahwa orang dengan asupan kalium yang mencapai 3500 gr setiap hari memiliki resiko rendah untuk meninggal akibat penyakit stroke.

Sebaliknya, orang yang secara teratur mengkonsumsi kalium paling rendah (kurang dari 1950 gr perhari) memiliki resiko terserang stroke yang meningkat, dengan harapan meninggal akibat stroke sekitar 2,6 kali pada lelaki dan 4,8 kali pada wanita. Para peneliti ini menyimpulkan bahwa dengan mengkonsumsi satu jenis tambahan makanan kaya kalium (dengan hitungan minimal 400 mg perhari, misalnya kurma sebanyak 5 butir) resiko fatal akibat stroke akan dapat diturunkan hingga 40%.

Dari riset yang dilakukan pakar hipertensi dari sebuah universitas di Minnesota, dr. Louis Tobian,Jr., makanan tinggi kalium juga dapat menstabilkan tekanan darah yang akan mencegah resiko stroke. Riset yang didasarkan pada dua kelompok hewan dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) itu menunjukkan bahwa pada kelompok pertama yang diberikan diet tinggi kalium tak ada yang mengalami perdarahan otak, sementara kelompok yang tak diberikan diet sama sekitar 40% menderita perdarahan otak.

Secara teoritis, ia menerangkan bahwa kalium berfungsi dalam menjaga dinding pembuluh darah besar (arteri) tetap elastis dan mengoptimalkan fungsinya sehingga tak mudah rusak akibat tekanan darah yang tinggi. Dengan menurunnya resiko stroke, aktifitas kalium ini juga akan berperan dalam pencegahan penyakit jantung yang pada dasarnya juga berhubungan dengan optimalitas fungsi pembuluh darah.

Kandungan salisilat yang ada pada kurma juga turut membantu stabilitas pembuluh darah dengan kesamaan aktifitas yang ditimbulkannya dengan aspirin, jenis obat peredam nyeri yang banyak digunakan penderita stroke karena fungsinya dalam mencegah pembekuan darah, dan mengendalikan hipertensi lewat pengaruh yang ditimbulkannya pada kadar prostaglandin yang turut berperan dalam proses tekanan darah.
Meski kandungan salisilat dalam makanan belum terbukti bisa menyamai fungsi mengkonsumsi langsung obat aspirin dosis biasa, namun dosis separuhnya yang dikonsumsi perhari sudah terbukti bisa mencegah stroke dan serangan jantung, dan berdasarkan hal ini para ahli menyimpulkan bahwa dosis rendah yang dicapai dalam konsumsi makanan yang mengandung salisilat tinggi seperti kurma juga akan dapat memberikan fungsi yang kurang lebih sama dengan aspirin terhadap pencegahan stroke.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AddThis

Share |